Sejumlah perusahaan dari berbagai penjuru dunia dilaporkan kembali terkena serangan virus ransomware terbaru yang diduga mirip WannaCry.
Serangan ini mengambil alih server di perusahaan minyak terbesar
Rusia, mengganggu operasional bank-bank di Ukraina, serta merusak
komputer di perusahaan perkapalan dan periklanan multinasional.
Serangan siber skala besar yang bermula di Ukraina ini dilaporkan
semakin menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat. MiripWannaCry, ransomware ini juga meminta korban membayar US$ 300 dalam bentuk Bitcoin.
Kaspersky Lab mendeteksi ancaman sebagai
UDS:DangeroundObject.Multi.Generic. Para ahli Kaspersky Lab berencana
untuk merilis fitur baru, termasuk komponen System Watcher sesegera
mungkin dan untuk menentukan apakah mungkin untuk mendekripsi data yang
terkunci dalam serangan, dengan maksud untuk mengembangkan alat dekripsi
sesegera mungkin.
"Kami menyarankan agar semua perusahaan memperbarui perangkat lunak
Windows mereka, memeriksa solusi keamanan mereka dan memastikan telah
mencadangkan data serta alat pendeteksi ransomware," kata
Kaspersky Lab melalui keterangannya, Rabu (28/6/2017) di Jakarta.
Pelanggan korporat Kaspersky Lab disarankan untuk memeriksa apakah
semua proteksi telah diaktifkan sesuai anjuran dan juga pastikan telah
mengaktifkan komponen KSN/System Watcher.
Lalu, gunakan fitur AppLocker untuk menonaktifkan eksekusi file yang
menggunakan nama "perfc.dat" serta Utilitas PSExec dari Sysinternals
Suite.
Terkini, para ahli Kaspersky Lab sedang menyelidiki gelombang
serangan ransomware baru yang menargetkan organisasi di seluruh dunia
tersebut. Temuan awal perusahaan menunjukkan bahwa serangan ini bukan
dari jenis ransomware Petya seperti yang diberitakan kepada publik,
namun sebuah ransomware baru yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Itulah sebabnya perusahaan menamakan ransomware ini NotPetya.
Data telemetri perusahaan mengindikasikan sekitar 2.000 pengguna yang
terserang sejauh ini. Organisasi di Rusia dan Ukraina adalah yang
paling terpengaruh, dan perusahaan juga mencatat adanya serangan di
Polandia, Italia, Inggris, Jerman, Prancis, Amerika Serikat, dan
beberapa negara lainnya.
Hal ini tampaknya merupakan serangan kompleks yang melibatkan
beberapa vektor serangan. Perusahaan dapat mengonfirmasi bahwa adanya
pemanfaatan exploit EternalBlue yang dimodifikasi dan digunakan untuk propagasi setidaknya di dalam jaringan perusahaan.
No comments:
Post a Comment